Selasa, 05 Oktober 2010

Nampak Sebuah Genggaman Kasih Sayangnya

Lucu, manis dengan tawanya yang membuat mereka smua menyayangi kita, ya... itulah kita dulu... ketika masa kecil seraya begitu menyenangkan, namun pun terkadang membuat orang tua kita pun susah karena rengek tangis si kecil itu...... dan bahkan kini tak pernah terbayang lagi oleh qta masih begitu erat genggaman kasih sayang itu, hangat... ya hangat, bagai pelindung dikala dinginnya kehidupan ini, semua itu mengigatkan kita semua, membuka mata kita kini, hati dan pikiran ini pun mulai ikut bicara.............

Sudahkah kita membalasnya, walau hanya dengan sekedar kebahagiaan, kebahagiaan yang dulu lebih mereka berikan kepada kita.... hingga kita dapat menapak sendiri di bumi ini.. merasakan sendiri kehidupan ini..... hingga kita pun belajar sendiri tentang arti kehidupan ini sebenarnya..

Mereka pun tak pernah pula meminta apa-apa dari kita, tapi hanya memerlukan kasih sayang kita seperti mereka dulu memberikannya.... ini bukan seperti balasan atas sebuah surat, tapi ini kewajiban yang harus ditunaikan selama nyawa nie masih melekat diraga.

Ribuan langkah telah mereka tapaki demi sebuah suapan gizi untuk kita, lelah.... mereka memang telah lelah.... beriringan dengan cucuran keringat, mereka menghadiahkan sebuah kasih sayang jauh lebih berharga dari sebuah mutiara di 7 samudera sekalipun......


Dan aku hanya ingin menyampaikan harapan itu, harapan yang harus aku daki hingga puncaknya.... walau hanya sebuah harapan kecil, bukan bernilai materi..... tapi hanya bernilai tawa bahagia mereka, aku hanya ingin membahagiakan mereka........ bukan dengan sebuah mutiara yang ambil di dasar samudera, atau intan yang ku gali hingga kedasar bumi, tapi hanya sebuah harapan kecil untuk membahagiakan mereka..

Aku ingin selalu menjdi cahayanya dikala cahaya itu mulai redup dari dirinya
 
“kasih ibu kepada beta
tak terkira sepanjang masa.....
hanya memberi
tak harap kembali
bagai sang surya
menyinari dunia........

IBU, aku tak kuasa tuk bisa membalas perlakuanmu dulu, aku hanyalah orang kecil yang tak berlimpah harta  

0 komentar: