Rabu, 22 September 2010

AKU


Pernah denger kan puisi karya Chairil Anwar, yang berjudul  “AKU” yang kayak gini niee.....
AKU
Kalau sampai waktu ku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
AKU ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa ku bawa
Berlari berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
                                                                                    By        : Chairil Anwar

Itu adalah puisi Chairil anwar, sang pujangga terkenal. Tapi, kalau untuk ku mungkin lebih cocok seperti ini nieee...
AKU
Kalau sampai waktu ku
Ku tahu tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
AKU ini lelaki lajang
Dari kumpulannya terlupakan
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang melajang
Luka dan bisa ku bawa
Berlari berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Jika mereka hidup seribu tahun lagi

Bukan maksud mau jadi seorang plagiat atau tukang jiplak lho... tapi emank itu kayaknya puisi yang cocok untuk menggambarkan kisah hidupku atau keadaan ku saat ini . “(mohon maaf ya mas Cahairil Anwar, Puisinya di pake, tapi tetep koq aku masih cantumin nama mas Chairil Anwar di puisi tersebut)”.
Asal tahu aja puisi ini memang benar adanya untuk menggambarkan diriku yang sedang terlanda gelombang  globalisasi muda-mudi, namun aku tetap saja bertahan entah kenapa. seperti dalam kutipan berikut ini....
........................
Aku ini lelaki lajang
Dari kumpulannya terlupakan
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap saja meradang melajang
..........................
Tak bermaksud hati mau nunjukin identitas single atau kejombloan ku, tapi hanya ingin menampilkan ini lho... diri ku, keadaan ku saat ini, dimana mungkin banyak orang yang berpasangan, ternyata di sisi lain aku pun masih sendiri melajang...
He he he... lucu deh kalau harus ngungkapin rahasia pribadi seperti ini, plus juga malu .. “apa kata orang jadinya??”. Tapi biarlah karena kenyataan nggak harus tertutupi bukan.
Terkadang kesel and gemes juga sih ngeliat muda-mudi itu, walaupun dalam sedikit hati berharap kecil, ya tau lah maksdu ku...
..................
Dan aku lebih tidak perduli
Jika mereka hidup seribu tahun lagi
............................
Entah kenapa semua itu lah jadi kehidupan ku, prinsip yang aku pegang adalah kenyataan saat ini. Meskipun harus sendiri tapi aku terus berusaha jadi yang terbaik agar orang-orang memandang ku, tuk tak lagi menganggap ku jadi jamur parasit yang trus numpang, aku ingin jadi tunas baru yang jadi harapan orang- orang.
Dan terakhir, jangan bilang cengeng atau manja, karena aku telah muak dengan kata-kata itu. Yang ada adalah sekarang, saat ini, bagaimana dirimu.  Penutup, aku punya satu hal menarik untuk kalian

“Jomblo lah sebelum menikah
Dan pacaran lah setelah menikah
Biar sehat hati dan jiwa”

0 komentar: